Kamis, 23 Mei 2013

Menuju Kedamaian

Kedamaian adalah syarat untuk menjadi masyarakat yang sejahtera. Tapi di Indonesia ini masih banyak sekali problem, sehinggah kedamaian ini masih jauh dari negeri kita. Misalnya mulai dari masalah yang timbul karena panatik yang berlebihan denagn kelompok, etnis, suku, bahkan agama. Untuk itu saya menawarkan sebuah solusi agar tercipta kedamaian di Negeri ini. Yaitu kita pakai pendekatan konsep ASWAJA : 1. Moderat, 2.Toleran, 3.Seimbang, 4.Adil.
A. Tawassuth
            Tawassuth bisa dimaknai sebagai berdiri di tengah, moderat,  independen (tidak memihak ke kiri dan ke kanan) tetapi memiliki sikap dan pendirian.  Khairul ujur awsthuha (paling baiknya sesuatu adalah pertengahannya). Tawassuth merupakan nilai yang mengatur pola pikir, yaitu bagaimana seharusnya kita mengarahkan pemikiran kita.
B.  Tasamuh
Pengertian tasamuh adalah toleran, tepa selira. Sebuah pola pemikiran dan sikap yang menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur bagaimana kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Tujuan akhirnya adalah kesadaran akan pluralisme atau keragaman, yang saling melengkapi bukan membawa kepada perpecahan.
C. Tawazun
            Tawazun berarti keseimbangan dalam pola hubungan atau relasi baik yang bersifat antar individu, antar struktur social, antara Negara dan rakyatnya, maupun antara manusia dan alam. Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah, tidak menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain. Tetapi, masing-msing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa menggaggu fungsi dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah teciptanya kedinamisan hidup.

D  Ta’adul
            Yang dimaksud dengan ta’adul  adalah keadilan, yang merupakan pola integrasil dari tawassuth, tasamuh, dan tawazun. Keadilan inilah yang merupakan ajaran universal Aswaja. Setiap pemikiran, sikap dan relasi, harus selalu diselaraskan dengan nilai ini. Pemaknaan keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan social. Yaitu nilai kebenaran yang mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya. 

Ketika keempat nilai diatas dapat kita tuangkan dalam kehudupan sehari-hari, baik individu, kelompok, dan agama saya yakin dan percaya kehidupan yang kita impikam akan tercipta. Tidak ada lagi sekat antara individu, kelompok, dan agama. Artinya kedamaian akan tercipta di dalam Negeri ini. Dengan nilai-nilai diatas bentrok antara etnis akan redah, seperti yang terjadi di SUL-SEL khususnya mahasiswa Makassar. Ini adalah masalah yang tidak boleh kita biarkan begitu saja. Masalah sosial harus diselesaikan dengan sosial, maksudnya kita harus selesaikan secara musyawarah (bersama-sama). Jadi peran pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah. Etnis di Makassar sudah mengakar sehinggah sangat rentang terjadi pergesekan dalam hal ini Bone-Palopo. Ada indikasi ada oknum yang memang sengaja memelihara konflik tersebut, maka dari itu sangatlah penting peran pemerintah setempat. Masalah yang ditimbulhkan tidak hanya meresahkan orang-orang yang terlibat lansung, tapi semua lapisan masyarakat turut merasakan kepanikan. Untuk itu PMII mengajak masyarakat khususnya mahasiswa dalam GERAKAN ASWAJA dimana kita aktualisasikan nilai-nilai aswaja diatas.

Rabu, 15 Mei 2013

Ilmu untuk orang lain

Kata zakat mungkin nda asing lagi benak kita semua, dimana sering kita lakukang kitaka menjelang akhir ramadhan (zakat Fitra). Zakat adalah mengeluarkan sejumlah uang atau yang biasa dalam indonesia yaitu beras dengan nominal dan takaran tertentu yang sudah diatur. Tapi terkadang kita hanya condong kepada dua jenis zakat yaitu zakat fitra dan zakat mal (harta). Kita terkadang lupa bahawa ilmu juga perlu dizakati. Kaum intelektual khuususnya mahasiswa yang masih mengenyam dunia pendidikan seharusnya bisa sebagai patron untuk kemajuan intelektual di Negara ini. Satu-satunya caranya yaitu membagikan ilmunya, mulai dari orang sekitarnya sampai orang yang betul-betul butuh ilmu pengetahuan. Seperti yang terjadi di Negara kita ini banyak warga Negara yang krisis akan ilmu pengetahuan, khususnya membabaca. Ini adalah problem sosial yang menjadi tanggung jawab kita bersama, kita tidakboleh hanya terdiam dan berpangku tangan melihat penomena ini. Karena ini akan menjadi ancaman jangka panjang bagi negara kita khususnya generasi yang akan datang. Maka dari itu saya beranggapan sebagai kaum intelektual kita wajib menzakati juga ilmu kita. Seperti yang tertuang dalam prinsip organisasi saya dan banyak orang (PMII) Yaitu ilmu bukan untuk ilmu tapi ilmu untuk orang lain. Maksudnya yaitu bahwa kita mencari ilmu bukan karena ilmu yang lain tapi kita cari ilmu untuk diamalakan kepada orang lain. Mingkin kata menzakati disini sahabat-sahabat masih bingun tentang artinya. Jadi kata dizakati atau manzakati bahwa setiap orang memiliki potensi yang sama oleh Allah SWT terutama masal keilmuan, jadi kitaka kita memahami sesuatu belum tentu dipahami oleh orang lain begitupulah sebaliknya. Untuk itulah kita perlu saling membagikan ilmu kita kepda sesama meskipun itu sedikit. Tidak hanya itu ketika kita sering berdiskusi kita akan menemukan suatu kebenaran yang universal tentang ilmu tersebut. Ilmu akan melekat pada benak kita kitaka kita sering mengamalkan atau mendiskusikannya kepada orang lain. Maka dari itu saya menarik kesimpulan bahwa ilmu juga perlu dizakati agar berberkah.
<photo id="1" />

Selasa, 14 Mei 2013

kepemimpinan

Dewasa ini kita nda bisa hidup tanpa pemimpin, meskipun itu memimpin diri sendiri. Oleh karena itu banyak sekali teori-teori tentang kepemimpinan, khususnya dalam suatu organisasi. Berbicara organisasi sangat berkaitan dengan kepemimpinan. Mengapa saya ambil disini kata kepemimpinan, itu karena cakupan kepemimpinan lebih luas dari pada pemimpin. Pemimpin sering disamakan dengan raja, dimana keputusan bersandar ditangannya. Ini adalah suatu kekeliruan yang akan menjadi problem jika dibiarkan. Seperti yang terjadi di Negara kita ini yaitu krisis kepemimpinan. Kepemimnana dalam hal ini adalah suatu organisasi atau Negara berjalan tidak monoton dalam satu keputusan saja dalam hal ini adalah ketua atau presiden. Tapi kepemimpinan yang dimaksud disini adalah keadaan dimana suatu organisasi atau Negara berjalan tidak hanya ditangan ketua saja. Tapi berjalan dengan sistem yang ada, dalam hal ini semua jadi penentu dalam kemajuan suatu organisasi. Berdasarkan referensi saya sosok seorang pemimpin termasuk yang pantas memimpin Negara ini yaitu bukan hanya orang yang memiliki kecerdasan intelektual semata. Karena yang patut kita ketahuai adalah bahwa orang-orang yang banyak berperan dalam kegobrokan Negara ini yaitu orang-orang yang berintelek tinggi. Jadi pemimpin yang saya maksud disini adalah pemimpin yang menguasai (seimbang) ISQ dalam buku Ari Ginanjar. Bukan hanya intelektual tapi spritual juga yang disatukan lewat emosional, maka akan tercipta pemimpin yang ideal.

PMII kembali ke masyarakat


Rayon Ekonomi UMI kembali turun kemasyarakat tergabung dalam PMII Cab. Makassar, Ansor Makassar, NU, Dan FPI (Front Pembelah Islam) dalam mangawal kasus sengketa tanah antara masyrakat pribumi dengan pihak kapitalisme (PT. ASINDO) dimana pihak kedua mengakui kepemilikan tanah yang telah lama ditingali dan dikelolah oleh ahli waris. segala surat-surat mengenai tanah tersebut lengkap dimiliki ahli waris. sedangkan pihak kedua hanya memiliki bukti yang dianggap tidak cukup kuat sbgai bukti kepemilikan tanah tersebut. Atas itulah sahabat-sahabt dari PMII Cab. Makassar turun lansung dalam mengawal kasus tersebut. Sedangkan dari pihak FPI turun bukan karena sengketanya tapi ada benih-benih kedzaliman dalam kasus tersebut dimana PT. ASINDO dianggab mendzalimi masyarakat pribumi dengan sikapnya yang seenaknya mengakui tanah milik ahli waris tersebut. Tadi juga diagendakan sama BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk mengukur tanah tersebut atas perintah dari PT. ASINDO. Tapi sampai jam 03.00 belum juga datang, mungkin dikarenakan atas surat yang dikirim PMII Cab. Makassar atas penolakan pengukuran tanah tersebut. Sampai saat ini teman-teman dari PMII dan berbagai aliansi masyrakat masih bersiaga dilokasi guna mencegah adanya pengukuran. Tanah tersebut berada di sekitar perumahan asela sekitar Mall Panakukang.
ketua rayon ekonomi UMI (Muhammad Aras Prabowo)