Selasa, 14 Mei 2013

PMII kembali ke masyarakat


Rayon Ekonomi UMI kembali turun kemasyarakat tergabung dalam PMII Cab. Makassar, Ansor Makassar, NU, Dan FPI (Front Pembelah Islam) dalam mangawal kasus sengketa tanah antara masyrakat pribumi dengan pihak kapitalisme (PT. ASINDO) dimana pihak kedua mengakui kepemilikan tanah yang telah lama ditingali dan dikelolah oleh ahli waris. segala surat-surat mengenai tanah tersebut lengkap dimiliki ahli waris. sedangkan pihak kedua hanya memiliki bukti yang dianggap tidak cukup kuat sbgai bukti kepemilikan tanah tersebut. Atas itulah sahabat-sahabt dari PMII Cab. Makassar turun lansung dalam mengawal kasus tersebut. Sedangkan dari pihak FPI turun bukan karena sengketanya tapi ada benih-benih kedzaliman dalam kasus tersebut dimana PT. ASINDO dianggab mendzalimi masyarakat pribumi dengan sikapnya yang seenaknya mengakui tanah milik ahli waris tersebut. Tadi juga diagendakan sama BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk mengukur tanah tersebut atas perintah dari PT. ASINDO. Tapi sampai jam 03.00 belum juga datang, mungkin dikarenakan atas surat yang dikirim PMII Cab. Makassar atas penolakan pengukuran tanah tersebut. Sampai saat ini teman-teman dari PMII dan berbagai aliansi masyrakat masih bersiaga dilokasi guna mencegah adanya pengukuran. Tanah tersebut berada di sekitar perumahan asela sekitar Mall Panakukang.
ketua rayon ekonomi UMI (Muhammad Aras Prabowo)

3 komentar:

  1. masa pembelah islam sih... qiqiqi

    BalasHapus
  2. sbenarnya smua akan bgus jika kt memandangnya scr positif....
    itulah gunanya akal untuk menganalisi terlebih dahulu,,,,
    salam silaturahmi...

    BalasHapus
  3. Perilaku kapitalis ini sudah meresahkan masyarakat sejak awal. dengan uangnya telah memprovokasi masyarakat untuk diadu, memperalat lembaga hukum, aparat pemerintah, preman yah ujungnya ke penangkapan, penjara, pengadilan. luar biasa ini perampasan hak, kedzaliman dan kejahatan besar yang tidak bisa ditolerir. masih banyak masyarakat yang terdzalimi, lanjutkan perjuangan bela mereka karena tak berdaya, hormat saya, pembela kebenaran

    BalasHapus